Selasa, 06 Agustus 2019

IBD 4


11.1        Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.  Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Persamaan Harapan dan Cita-Cita
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar.
Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Contoh Cita-cita
Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1.       Kelangsungan hidup
2.       Keamanan
3.       Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4.       Diakui lingkungan
5.       Perwujudan cita-cita
11.2        Penyebab manusia memiliki harapan
Penyebab manusia mempunyai harapan adalah dorongan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Dorongan kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah sejak manusia di ciptakan. Dorongan itulah yang menyebabkan manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup dan untuk memenuhinya manusia harus bekerja sama dengan orang lain.
Tidak hanya orang yang masih hidup saja yang mempunyai harapan,orang yang sudah meninggal pun mempunyai harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli waris nya.Tentang besar kecilnya harapan seseorang dapat di tentukan oleh kepribadian orang itu sendiri.Untuk itu dengan memiliki kepribadian yang kuat kita akan dapat mengontrol harapan se efektif dan se efisien mungkin sehingga hasilnya tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain untuk masa kini dan masa yang akan datang.
11.3        Pengertian Doa
Doa bererti memohon atau meminta sesuatu yang baik daripada Allah s.w.t yang Maha Pemurah. Allah s.w.t. menyuruh orang-orang Islam berdoa atau meminta sesuatu kepadaNya seperti firman di bawah yang bermaksud:
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)
Macam-Macam Doa
1.     Doa Mau Tidur

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ

Nabi saw apabila mau tidur, beliau berdoa Ya Allah dengan NamaMu aku Hidup dan Mati
HR  Al  Bukhari 22:369 No 6845, Abu Daud 13:244 No 4390, Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasai 6:187

2.      Doa Bangun Tidur

وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Dan apabila bangun, beliau berdoa : Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan kami dan hanya kepadaNya kami kembali.
HR  Al  Bukhari 22:369 No 6845, Abu Daud 13:244 No 4390, Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasai 6:187
3.      Doa Ketika Turun Hujan

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah saw apabila melihat hujan  beliau berdoa : Ya Allah Jadikanlah Hujan ini, yang manfaat.  HR Bukhari 4:138 No 974

4.            Doa Ketika Ada Angin Kencang

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَصَفَتْ الرِّيحُ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

Dari Aisyah Ra,istri Nabi Saw sesungguhnya ia berkata : Nabi Saw apabila ada angin kencang (besar) beliau berdoa : Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikannya dan kebaikan apa saja yang ada di dalamnya serta kebaikan apa saja yang dibawanya, Aku berlindung kepadaMu dari bahayanya dan bahaya apa saja yang ada di dalamnya serta bahaya apa saja yang ia diutus membawanya.

HR Muslim 4:436 No 1496, At Tirmidzi 8:207 No 2178, Ahmad 43:165 No 20215
5.      Doa Ketika Ada Petir

عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَمِعَ صَوْتَ الرَّعْدِ وَالصَّوَاعِقِ قَالَ اللَّهُمَّ لاَ تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلاَ تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ

Dari Salim bin Abdillah bin Umar Ra dari bapaknya sesungguhnya Rasulullah Saw apabila mendengar suara petir, beliau berdoa : Ya Allah janganlah Engkau matikan kami dengan murkaMu dan janganlah Engkau binasakan kami dengan siksaanMu dan ampunilah kami sebelumnya.
HR Tirmidzi 11:345 No 3372, Ahmad 12:40 No 5503, Al Baihaqi 3:362, An Nasai 6:203,






11.4        Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.




3 Teori Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :

1.       Teori Koherensi : suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.

1.       Teori Korespondensi : teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
2.       Teori Pragmatis : Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis

11.5         kepercayaan dan usaha untuk meningkatkannya
4 Kepercayaan
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.       Kepercayaan pada diri sendiri
2.       Kepercayaan pada orang lain
3.       Kepercayaan pada pemerintah
4.       Kepercayaan pada Tuhan
Usaha Manusia untuk Meningkatkan Rasa Percaya Pada Tuhan

·         Meningkatkan ketaqwaan dengan beribadah kepada Tuhan
·         Meningkatkan pengabdian pada masyarakat
·         Meningkatkan rasa cinta kita pada sesama dengan saling menolong dan menjadi orang yang dermawan
·         Mengurangi nafsu untuk mengumpulkan harta yang berlebih
·         Menekan rasa negatif, iri, dengki, benci dan dsb

Daftar pusaka



Rabu, 29 Mei 2019

Ilmu Budaya Dasar 3

MAKALAH KE-3
ILMU BUDAYA DASAR



Dosen Pengajar:
Natallios Peter Sipasulta, SKOM., MMSI
Disusun Oleh :
Dwi Wahyu Junianto          ( 52418113 )
Honey Millenia Fitri           ( 53418167 )
M.Yayang Setiawan           ( 53418900 )
Muhamad Rizky Danur      ( 54418385 )
Nolis Lisnawati Claudia     ( 55418347 )
Benny Johanes                    ( 5B418720 )
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2018/2019


ILMU BUDAYA DASAR
1.      Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.  Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.

§ Persamaan Harapan dan Cita-Cita
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar.

Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

§ Contoh Harapan
Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1.      Kelangsungan hidup
2.      Keamanan
3.      Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4.      Diakui lingkungan
5.      Perwujudan cita-cita


2.      Penyebab Manusia Memiliki Harapan
Penyebab manusia mempunyai harapan adalah dorongan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Dorongan kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah sejak manusia di ciptakan. Dorongan itulah yang menyebabkan manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup dan untuk memenuhinya manusia harus bekerja sama dengan orang lain.

Tidak hanya orang yang masih hidup saja yang mempunyai harapan,orang yang sudah meninggal pun mempunyai harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli waris nya.Tentang besar kecilnya harapan seseorang dapat di tentukan oleh kepribadian orang itu sendiri.Untuk itu dengan memiliki kepribadian yang kuat kita akan dapat mengontrol harapan se efektif dan se efisien mungkin sehingga hasilnya tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain untuk masa kini dan masa yang akan datang.

3.      Pengertian Doa
Doa berarti memohon atau meminta sesuatu yang baik kepada Allah S.W.T yang Maha Pemurah. Allah S.W.T. menyuruh orang-orang Islam berdoa atau meminta sesuatu kepadaNya seperti firman di bawah yang bermaksud:

Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)

§ Macam Macam Doa
1.        Doa Mau Tidur
Nabi saw apabila mau tidur, beliau berdoa Ya Allah dengan NamaMu aku Hidup dan Mati.(HR  Al  Bukhari 22:369 No 6845, Abu Daud 13:244 No 4390, Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasa’i 6:187)

2.        Doa Bangun Tidur
Dan apabila bangun, beliau berdoa : Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan kami dan hanya kepadaNya kami kembali.(HR  Al  Bukhari 22:369 No 6845, Abu Daud 13:244 No 4390, Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasa’i 6:187)

3.        Doa Ketika Turun Hujan
Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah saw apabila melihat hujan  beliau berdo’a : Ya Allah Jadikanlah Hujan ini, yang manfa’at.  (HR Bukhari 4:138 No 974)
4.        Doa Ketika Ada Angin Kencang
Dari Aisyah Ra,istri Nabi Saw sesungguhnya ia berkata : Nabi Saw apabila ada angin kencang (besar) beliau berdoa : “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikannya dan kebaikan apa saja yang ada di dalamnya serta kebaikan apa saja yang dibawanya, Aku berlindung kepadaMu dari bahayanya dan bahaya apa saja yang ada di dalamnya serta bahaya apa saja yang ia diutus membawanya.(HR Muslim 4:436 No 1496, At Tirmidzi 8:207 No 2178, Ahmad 43:165 No 20215)

5.        Doa Ketika Ada Petir
Dari Salim bin Abdillah bin Umar Ra dari bapaknya sesungguhnya Rasulullah Saw apabila mendengar suara petir, beliau berdoa : Ya Allah janganlah Engkau matikan kami dengan murkaMu dan janganlah Engkau binasakan kami dengan siksaanMu dan ampunilah kami sebelumnya.(HR Tirmidzi 11:345 No 3372, Ahmad 12:40 No 5503, Al Baihaqi 3:362, An Nasa’i 6:203)


4.      Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).

Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).

Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).

Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).

Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.

Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.

Ø 3 Teori Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :
1.      Teori Koherensi                    : suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.

2.      Teori Korespondensi             : teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondensi (berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3.      Teori Pragmatis                     : Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

5.      Kepercayaan dan Usaha untuk Meningkatkan
§  4 Kepercayaan
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.    Kepercayaan pada diri sendiri
2.    Kepercayaan pada orang lain
3.    Kepercayaan pada pemerintah
4.    Kepercayaan pada Tuhan

§  Usaha Manusia untuk Meningkatkan Rasa Percaya Pada Tuhan
1.    Meningkatkan ketaqwaan dengan beribadah kepada Tuhan
2.    Meningkatkan pengabdian pada masyarakat
3.    Meningkatkan rasa cinta kita pada sesama dengan saling menolong dan menjadi orang yang dermawan
4.    Mengurangi nafsu untuk mengumpulkan harta yang berlebih
5.    Menekan rasa negatif, iri, dengki, benci dan dsb
6.     Manusia Dan Kegelisahan

6.      Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan  berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir,  tidak tenang, tidak sabar, cemas.

Kegelisahan  juga diartikan  sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Yang berkaitan  juga dengan masalah frustasi,  yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang  mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.

Sigmund  Freud ahli psikoanalisa  berpendapat,  bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan  kenyataan  (obyektif), kecemasan  neorotik dan kecemasan moril.

A.    Kecemasan  Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau sebuah bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kecemasan akibat dari kenyataan  yang pernah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress.

B.     Kecemasan  Neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
1.      Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan.
Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan idnya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.

2.      Bentuk  ketakutan  yang tegang  dan  irrasional  (phobia).
Bentuk khusus dari phobia adalah bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari objek yang ditakutkannya.

3.      Rasa  takut  lain  ialah  rasa  gugup,  gagap  dan  sebagainya.
Reaksi ini muncuInnya secara tiba-tiba  tanpa ada provokasi  yang tegas. Reaksi  gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan   seseorang dari  keemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan  sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.

C.     Kecemasan  Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dengki, dendam, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.

Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sifat- sifat seperti itu mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa.

7.      Sebab-sebab Orang Gelisah
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman dari luar maupun dari dalam. Misalnya:

Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya  itu mengancam akan hilangnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik.

8.      Usaha-usaha  Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi  kegelisahan  ini pertama-tama  harus  mulai  dari diri sendiri dengan bersikap   tenang.  sehingga   segala kesulitan  dapat  kita atasi.
Cara yang baik digunakan  dalam  mengatasi  kegelisahan atau kecemasan  yaitu dengan memerlukan  sedikit pemikiran, yaitu :
1.      Tanyakan kepada diri sendiri (introspeksi), akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan ditanggung atau yang akan terjadi, mengapa  hal itu terjadi, apa penyebabnya  dan sebagainya. Apabila dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan  oleh kecemasan  tersebut  dan  bila tidak  dapat  mengatasinya.  Maka dapat  mempersiapkan   diri untuk menghadapinya.

2.      Bersedia  menerima   akibatnya  dengan  rasa  tabah  dan  senang  hati niscaya kecemasan  tersebut  akan sirna dalam jiwa kita.

3.      Dengan berjalannya waktu, lalu dapat mencoba untuk memperkecil dan   mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya  kecemasan, dengan demikian akan tidak merasakan  lagi adanya  rasa  kecemasan/ kegelisahan dalam jiwa.

Untuk mengatasi kegelisahan yang ampuh pasrahkan diri kepada Tuhan. Pasrahkan nasib sepenuhnya kepada-Nya, harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.

9.      Pengertian Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Contoh : Murni gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak dan hilir mudik bergantian datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar berita ia mendapat “kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan tak ada kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.

§  Sebab – sebab keterasingan
Bila kita memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan kawan-kawannya, hidup menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang melanggar moral. Jadi, sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
A.    Sikap rendah diri
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu di hadapan orang lain. Sikap ini disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain yang menganggap dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri, tetapi juga tidak baik bagi masyarakat. Sikap rendah diri disebabkan antara lain kemungkinan cacat fisik, status sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan karena kesalahan perbuatannya.

B.     Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik tidak perlu membuat hidup terasing karena itu adalah kehendak Tuhan. Namun, seringkali manusia memiliki jalan pikiran yang berbeda. Erasa malu anak atau cucunya cacat fisik, maka disingkirkannya anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam keterasingan.

C.     Keterasingan karena sosial-ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah anugerah Tuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan dan tidak boleh pula merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang minim. Namun dalam kenyataan lain keadaannya, orang-orang yang tergolong lemah ekonominya seringkali merasa rendah diri. Akibatnya orang-orang kaya sering membanggakan kekayaannya, meskipun tanpa disengaja.

D.    Keterasingan karena rendah pendidikan
Banyak juga orang yang merasa rendah diri karena rendah pendidikannya dan tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang yang berpendidikan tinggi dan banyak pengalaman.Dalam pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang berpengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan diri karena merasa sulit menempatkan diri. Ingin bertanya takut salah,juga takut ditanya, takut jawabannya tidak benar. Akibatnya ia menjauhkan diri dari pergaulan.Akan tetapi, orang seperti itu masih lebih baik dari pada mereka yang berlagak pintar dan akhirnya menjadi bahan tertawaan.

E.     Keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit, bila melihat orang, mukanya ditutupi. Itu semua akibat dari perbuatannya, yang tidak bisa diterima oleh masyarakat lingkungannya. Banyak perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat.Contoh :
Selama ini Tn. Adi terkenal sebagai orang terhormat. Semua penduduk di wilayahnya mengenal siapa Tn. Adi, pegawai tinggi suatu instansi, ramah, dan dermawan. Tiba-tiba tersiar berita di koran bahwa Tn. Adi tersangkut korupsi milyaran. Dengan adanya berita itu, Tn. Adi tidak pernah keluar, apalagi bergaul. Setiap ada undangan tidak pernah datang. Ia mengurung diri di rumah, hidup dalam keterasingan.

F.      Takut kehilangan hak
Contoh : Oyong mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang dan mengajaknya berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak kenal istilah musyawarah, akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya, sehingga ia terasing dari pergaulan. Jadi, bila kita renungkan, orang hidup dalam keterasingan karena takut kehilangan haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa takut kehilangan hak nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain, sehingga bila ada orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi.

G.    Kerinduan
Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa kerinduan yang begitu hebat baik terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang  yang berada jauh dari keluarga akan merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya. Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang bersangkutan merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi kebutuhannya.

Ayat Al-Qur’an tentang keterasingan
”Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sungai. Maka, barang  siapa di antara kamu meminum airnya maka ia bukan golonganku, dan barang siapa yang tidak meminumnya maka ia adalah golonganku, kecuali yang menciduk seciduk dengan tangannya” (QS. Al-Baqarah:249)

10.  Pengertian Rasa Kesepian
Kesepian adalah tatkala seseorang merasa bahwa dirinya penuh kesendirian, kehampaan, kesunyian dan kesedihan. Walaupun banyak orang yang ada di sekitar dirinya secara fisik, namun kesepian adalah yang paling mendominasi jiwanya. Memang sulit untuk mencari kalimat yang pas untuk mendefinisikan kondisi kesepian. Akan tetapi pada dasarnya kesepian lebih pada keadaan jiwa manusia. Yang dapat mendeteksi apakah seseorang kesepian atau tidak adalah orang itu sendiri. Dalam ilmu psikologi, satu-satunya yang mempelajari fenomena ini, ada beberapa gejala yang menandakan jiwa seseorang sedang kesepian, yakni:
1.   Suka termenung atau melamun lama sekali
2.   Merasakan kehampaan tanpa sebab yang jelas
3.   Melakukan kesalahan berulang-ulang dan sangat sering
4.   Tidak bisa berkonsentrasi dengan sepenuh hati
5.   Fokus pada inti pembicaraan menjadi hilang
6.   Pada suatu kondisi tertentu, orang yang kesepian merasakan depresi atau frustasi
Kenapa kesepian bisa terjadi?
Tanda-tanda orang yang kesepian memang dapat dideteksi, seperti diatas. Namun kenapa terjadi hingga kini belum dapat ditemukan secara pasti. Kecenderungan manusia adalah tidak bisa hidup sendiri, dikarenakan manusia adalah makhluk sosial. Meskipun seseorang tinggal di daerah terpencil, namun pasti ada komunitas atau tempat berkumpul dengan kecenderungan yang sama seperti daerah asal, hobi yang sama atau mata pencaharian yang sama. Maka dapat dijelaskan bahwa sesungguhnya sangat kecil kemungkinan seorang manusia merasakan kesepian, namun fenomena kesepian tidak dapat dipungkiri telah terjadi pada manusia. Ketika kesepian menerpa, maka hendaknya kita menguatkan jiwa untuk bertahan menerima hempasannya supaya kestabilan diri tetap terjaga. Rasa sepi itu selalu ada dalam pikiran manusia, jadi saat perasaan itu muncul, tergantung bagaimana anda mengatasinya.
§  Sebab-sebab kesepian
Kesepian memiliki beberapa penyebab yang umum terjadi, yakni diantaranya adalah sebagai berikut:
A.    Terpaku pada kenangan lama
Orang yang meninggalkan anda tidak akan kembali, maka dari itu kita harus menata hidup kembali. Kenangan itu tidak harus dilupakan, namun juga tidak boleh menjadikan kita berhenti menjalani hidup. Karena kita masih hidup, maka kita harus terus menjalani hidup.

B.     Penyesalan yang berkepanjangan
Pernah suatu ketika seseorang mengalami masa-masa keemasan dalam hidup, apakah itu kecemerlangan karier atau masa indah percintaan. Sebaiknya adalah tidak tergilas dengan semua itu dan tetap hidup dalam ingatan anda. Penyesalan itu boleh terjadi sebagai bahan instropeksi diri untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama, namun anda tidak boleh menjadi orang yang picik.

C.     Keinginan yang tak kesampaian
Kegagalan itu pasti dialami oleh setiap orang, bergantung dari seberapa besar usahanya. Usaha yang besar, gagalnya pun besar, demikian sebaliknya. Semua orang pernah mengalami kehilangan apa yang nyaris terwujud. Namun anda harus percaya bahwa kesuksesan itu pasti menjadi milik anda jika anda tidak berhenti berusaha. Jangan memilih untuk berhenti, menyesali dan tidak melakukan apa-apa.

11.  Pengertian Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa  arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas.  Ketidakpastian  artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas.  ltu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian  disebabkan  oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

Ketidakpastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan. Karena status dari karir itu terancam. Karena  ketidakpastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih memenuhinya.
           
§  Sebab-Sebab Terjadinya Ketidakpastian :
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang barn. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tandaobsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan pengertian,kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.

Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1.      Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia. Contohnya :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.

2.      Phobia
lalah rasa ketakutan yang tak terkendali,tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3.      Kompulas
lalah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali. Contohnya:
Keinginan minum minuman keras. Orang itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung.

4.      Histeria
lalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.

12.  Usaha-usaha Mengatasi Ketidakpastian
Orang  yang  tidak  dapat  berpikir  dengan  baik, atau kacau  pikirannya ada bermacam-macam   penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andai kata penyebab sudah  diketahui, kemungkinan  juga  tidak  dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan  yang paling baik bagi penderita  ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.

Bila penyebabnya  itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan  dengan orang yang dirindukan.  Phobia  atau jenis  takut bisa dilatih dari sedikit,  sehingga  tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan  karena dibiasakan  dengan benda-benda tersebut.

Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andai kata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi  yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.

1 Ayat Al-Qur’an dalam mengatasi Ketidakpastian :


“Dan aku tidak mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu.” (Q.S. al-Kahfi: 36).




DAFTAR PUSTAKA