Selasa, 26 Maret 2019

Tugas Ilmu Budaya Dasar


Ilmu Budaya Dasar
Softskill

 


Honey Millenia Fitri
53418167

Fakultas Teknologi Industri
Teknik Informatika
Universitas Gunadarma
2018
A.    Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya dasar terdiri dari 3 buah kata. Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu; atau pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb. Budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Jadi Ilmu Budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar dan pengertian tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris The Humanities. Jadi dalam Ilmu Budaya dasar pada dasarnya kita akan mempelajari tentang kebudayaan Indonesia dan nilai-nilai manusia dalam kebudayaan.
Pengertian Ilmu Budaya Dasar menurut para ahli :
1.      Menurut Herskovits, ilmu budaya dasar adalah sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
2.      Menurut  Andreas Eppink, ilmu budaya dasar adalah keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
3.      Menurut Edward Burnett Tylor, ilmu budaya dasar adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
4.      Selo Sumarjan dan Soelaeman soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat
5.      Menurut  Sutan Takdir Alisyahbana, kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir
6.      Menurut  Krober dan Kluckhon, kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai. Ilmu Budaya Dasar memiliki perbedaan dengan Pengetahuan Budaya. Mungkin secara penulisan tidak beda jauh, tetapi secara pengertian bisa berbeda. Ilmu Budaya Dasar adalah pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dengan budaya. Sedangkan pengetahuan budaya adalah yang mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya.
7.      Menurut  Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
8.      Menurut Bronislaw Malinowski, Kebudayaan adalah keseluruhan kehidupan manusia yang integral yang terdiri dari berbagai peralatan dan barang-barang konsumen, berbagai peraturan untuk kehidupan masyarakat, ide-ide dan hasil karya manusia, keyakinan dan kebiasaan manusia.
9.      R. Linton dalam bukunya yang berjudul The Cultural background of personality menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu .
B.     Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Ilmu budaya dasar merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. IBD sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian manusia dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikal terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Tujuan utama mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan.
C.    Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :
1.      Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2.      Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.
D.    Pengertian Manusia
Pengertian Manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Pengertian manusia secara umum adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.
E.     Pengertian Hakikat Manusia
Manusia berasal dari bahasa sansekerta yaitu manu yang berarti berakal, berfikir. Dalam sejarah, homo berarti manusia. Manusia juga dikatakan sebagai makhluk yang paling sempurna karena memiliki:
a.       Harkat yaitu harga diri.
b.      Martabat yaitu kedudukan sebagai manusia.
c.       Derajat yaitu sesuatu yang perlu kita cari berdasarkan kedudukan.

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing–masing dan untuk orang disekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.
Manusia sebagai makhluk individu, berarti mempunyai keperluan, kepentingan, atau cita-cita yang berbeda-beda dalam suatu hal. Sedangkan  manusia sebagai makhluk sosial memiliki ciri-ciri hidup berkelompok, memiliki kemampuan berkomunikasi, kesamaan rasa, atau bekerja sama yang dirangkum dalam nilai-nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai kebersamaan, dan nilai berorganisasi. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki fungsi biologis, proteksi, sosialisasi/pendidikan, supportive dan ekspresive. Dari fungsi-fungsi ini diharapkan bukan saja menjadi landasan, materi kegiatan dan bahkan pendekatan/proses-proses dalam merancang, mengoperasikan, mengevaluasi program pendidikan non formal.
Hakekat Manusia Adalah Sebagai Berikut:
1.      Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
3.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
4.      Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
5.      Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
6.      Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
F.     Kepribadian Bangsa Timur
Kebudayaan Timur mempunyai manner yang khas yang membedakannya  dengan bangsa lain. Bangsa Timur sangat terkenal dengan hospitality atau keramahtamahannya  terhadap orang lain bahkan orang asing sekalipun.  Bagaimana mereka saling memberikan salam, tersenyum atau berbasa basi menawarkan  makanan atau minuman. Bangsa Timur juga  sangat  menjunjung   tinggi  nilai-nilai  atau  norma-norma   yang  tumbuh  di lingkungan masyarakat mereka. Contohnya, saja nilai kesopanan. Hal yang paling dominan dari kebudayaan  Timur adalah adat istiadat yang masih dipegang teguh. Walaupun  adat  istiadat  saat  ini  mulai  pudar  dan  berubah.  Selain  itu,  hal  yang dominan  adalah  konsep  gotong  royong,  kebersamaan  menjadi  hal  yang  paling utama.
Soelaeman (1987: 53-54) menjelaskan bahwa nilai budaya Timur banyak bersumber pada agama-agama yang lahir di dunia Timur. Manusia-manusia  Timur menghayati hidup dan seluruh eksistensinya. Orang Timur tidak berpikir untuk menguasai dunia dan hidup secara teknis karena mereka lebih menyukai intuisi daripada akal budi. Kepribadian manusia Timur tidak terletak pada kemampuan inteleknya,  melainkan  pada  hatinya.  Nilai budaya  Timur dipengaruhi  oleh ajaran Hindu dan Budha membuat kebijaksanaan Timur besifat kontemplatif yaitu tertuju kepada  tinjauan  kebenaran.  Dengan  demikian,  berpikir  kontemplatif  merupakan puncak perkembangan manusia.
Pemikir Timur lebih menekankan segi dalam dari jiwa dan realitas dunia empiris dianggap sebagai sesuatu yang hanya lewat. Kebudayaan Timur lebih menekankan disiplin mengendalikan diri, sederhana, tidak mementingkan dunia, bahkan  menjauhkan  diri dari dunia.  Suatu  hal baik menurut  Timur bukan hanya bendawi tetapi rohani; sesuatu yang diperoleh melalui pencarian zat tertentu, baik di dalam maupun di luar tubuh manusia. Orang Timur mencari keharmonisan dengan alam. Mereka ingin mendapatkan keselamatan dan kebebasan diri dari penderitaan dunia. Ide keselamatan ini membentuk mentalitas, teori, dan praktek bangsa Timur. Jalan untuk mencapai ini semua tidak terletak pada akal budinya, melainkan melalui meditasi, tirakat, dan mistik (Soelaeman, 1987: 54).
Kebudayaan  Timur tidak hanya bersumber  pada ajaran agama tetapi ide abstrak   atau   pun   simbolik   pun   dapat   terwujud    kongkret    dalam   praktek kehidupannya. Hal ini terlihat pada saat orang Timur menegakkan norma yang ada. Pencarian  ilmu  tidak  hanya  untuk  menambah  pengetahuan  kognitif  saja  tetapi mencari kebijaksanaan. Dalam menghadapi kenyataan, orang Timur memadukan pengetahuan, intuisi, pemikiran yang kongkret, simbolik, dan kebijaksanaan. Sikap orang Timur terhadap alam adalah menyatu secara harmonis; tidak memaksakan diri atau mengeksploitasi  alam karena  alam merupakan  bagian tidak terpisahkan  dari manusia. Jika alam binasa, manusia pun akan binasa. Nilai kebudayaan dalam kehidupan Timur yang tertinggi dating dari dalam manusia itu sendiri, seperti nrimo kenyataan, mencari ketenangan, belajar dari pengalaman, dan menyatukan diri. Terkadang  nilai  spiritual  dalam  itu membuat  sikap  memuliakan  kesendirian  dan kemiskinan,  menghindar  membangun  dunia,  hidup  sederhana  dan  dekat  dengan kehidupan   alami.   Singkatnya,   Timur   menginginkan   kekayaan   hidup,   bukan kekayaan benda, tenang tenteram,  menyatu diri, fatalisme,  pasivitas, dan menarik diri (Soelaeman, 1987: 54-55).
Perbedaan Budaya Barat dengan Timur adalah sebagai berikut :
Budaya  Barat
BudayaTimur
1. Lebih selektif dalam berbagai bidang.

2. Mempunyai disiplin tinggi.

3. Terus terang dan to the point.
1. Kebersamaan dalam hubungan lebih dipentingkan.

2. Menjaga perasaan orang lain.

3. Sopan santun.

4. Penghargaan terhadap orang yang lebih tua.
5. Adat istiadat yang masih dipegang teguh.
G.    Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal); diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Pengertian secara umum tentang budaya dapat beraneka macam. Akan tetapi, berakhir pada intinya yang hanya satu yaitu cara hidup yang dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat tertentu. Terbentuk dari banyak unsur dan menyeluruh. Walaupun tidak ada aturan tertulisnya, budaya dapat bersifat memaksa sekaligus memberikan pedoman untuk berperilaku supaya kehidupan lebih bermartabat dan bersahaja.
Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta, rasa, dan karsa manusia. Lingkupnya mencakup banyak aspek kehidupan seperti hukum, keyakinan, seni, adat atau kebiasaan, susila, moral, dan juga keahlian. Kehadirannya mampu mempengaruhi pengetahuan seseorang, gagasan, dan ide meskipun budaya berwujud abstrak.
H.    Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan secara universal atau keseluruhan memiliki unsur – unsur tertentu, menurut C.Kluckhohn dapat diuraikan sebagai berikut ini:
1.      Unsur Bahasa
Bahasa merupakan cara ucap manusia. Pengucapan yang elok dan merupakan salah satu elemen yang sudah menjadi tradisi. Terus menerus diturun temurunkan sehingga antar manusia di suatu kelompok atau daerah atau bangsa dapat melakukan komunikasi dengan cara mereka sendiri. Bahasa juga digunakan untuk mengadaptasi tradisi. Dibagi menjadi dua, yaitu bahasa ucapan dan bahasa tulisan.
Contohnya, di Indonesia terdiri dari banyak pulau, adat, suku, dan kelompok etnis. Ada Jawa, Bugis, Dayak, Batak, dan lain – lain. Dari masing – masingnya itu mempunyai bahasa sendiri – sendiri dan berbeda dari bahasa yang lainnya.
2.      Sistem Kepercayaan
Sistem ini sangat penting karena merupakan salah satu yang dijadikan pegangan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya. Selain itu, kepercayaan juga akan menghubungkan manusia dengan penciptanya, membuat hal – hal yang terlihat mustahil bisa diterima akal sebagai wujud keajaiban dan anugrah dari Tuhan.
Contohnya, Ababil tinggal di Aceh yang notabene masyarakatnya mayoritas adalah muslim. Ia pun menjalani kehidupan sebagai seorang yang beraga islam. Ababil melaksanakan solat lima waktu di masjid, berpuasa menahan haus dan lapar saat Ramadhan, dan setiap hari dia pun berdoa mengharapkan semua yang ia cita – citakan dapat tercapai. Ia percaya bahwa Tuhan akan mengabulkan permohonannya.
3.      Ilmu pengetahuan
Sistem pengetahuan dibutuhkan dalam kebudayaan untuk memenuhi rasa ingin tahu manusia terhadap suatu hal. Ilmu ada bermacam – macam dan memiliki peran tersendiri di setiap bidangnya. Dengan adanya ilmu pengetahuan kehidupan manusia bisa terbantu dan lebih maju dari waktu ke waktu. Tanpanya, kehidupan tidak akan berlangsung sampai seperti hari ini.
Sistem ilmu pengetahuan dibagi ke dalam lima hal:
a.       Pengetahuan Alam
Alam yang ditempati oleh manusia ini begitu luas. Tak hanya bumi saja, tetapi sejagat raya. Untuk itu, ilmu alam sangat penting, supaya keteraturan tempat tinggal manusia ini bisa dijaga. Di dalamnya terdapat pengetahuan tentang bumi, astronomi, gejala alam, dan lain – lain. Ilmu alam pada masa dulu diperoleh dengan cara bertani, berburu, berlayar, dan kegiatan sehari – hari lainnya.
b.      Pengetahuan Tumbuhan
Ilmu pengetahuan ini pada dasarnya sama dengna ilmu pertanian. Pengetahuan mendasar yang semua orang tahu tentang tumbuhan adalah tumbuhan ada untuk menjadi pelengkap dan dijadikan bahan makanan untuk bertahan manusia maupun hewan.
c.       Pengetahuan Binatang
Tidak berbeda jauh dari tumbuhan, dalam kebudayaan manusia dimanapun kehadiran hewan di muka bumi ini untuk menunjang keberlangsungan kehidupan manusia. Untuk bahan makanan, kesenangan, teman, dan peliharaan. Ilmu pengetahuan di dalamnya mencakup bagaimana cara berburu hewan, melestarikan hewan, ilmu nelayan, dan bagaimana cara terbaik untuk bisa memanfaatkannya.
d.      Pengetahuan Tubuh Manusia
Pengetahuan tubuh manusia pada dasarnya diguakan untuk menganalisis tentang kesehatan manusia. Dengan mengetahui struktur tubuh, letak organ, susunan tulang, dan uratnya penyakit lebih mudah untuk diidentifikasi. Dengan begitu pertolongan pertama dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah.
e.       Pengetahuan Sifat dan Tingkah Laku Manusia
Hal ini diperlukan agar kehiduapn dapat terjaga kedamaiannya. Melalui analisis tingkah laku, manusia satu dengan yang lainnya dapat saling memahami. Meskipun ada beberapa sifat dan tingkah laku manusia yang sifatnya alami, budaya turut mengatur melalui nilai – nilai norma, adat isitadat, hukum adat, dan peraturan tertentu yang telah disepakati secara turun temurun.
f.       Pengetahuan Ruang dan Waktu
Pengetahuan ini mempunyai fungsi untuk menghitung, mengukur, dan melakukan penanggalan. Contohnya adalah untuk menentukan bulan, tanggal, dan tahun. Pada kebudayaan Jawa, contohnya untuk menentukan pasaran seperti Kliwon, Legi, dan Wage.
4.      Sistem Teknologi
Hadirnya sistem ini menjadi sistem peralatan dan perlengkapan manusia dalam menjalani hidupnya. Koentjaraningrat membagi macam – macam teknologi menjadi alat – alat produksi, wadah, senjata, makanan, minuman, pakaian, rumah, dan transportasi. Sistem teknologi yang dilihat hari ini merupakan perkembangan dari teknologi masa lalu yang sifatnya sederhana.
Contohnya, dahulu kapak potong sudah merupakan teknologi canggih, kini telah tergantikan dengan mesin potong yang sudah bekerja otomatis. Dahulu rumah hanya berbentuk gubug dan cukup untuk bisa berteduh saja. Kini rumah telah berkembang menjadi gedung dan hotel.
5.      Sistem Kemasyarakatan / Kekerabatan
Sistem kekerabatan sangat kental dalam unsur ini. Sistem kemasyarakatan masih digunakan manusia hingga sampai sekarang untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan. Hingga saat ini, ada beberapa wilayah dan negara yang memakai sistem kekerabatan seperti Amerika Latin, Afrika, dan Oseanis.
Menurut L.H Morgan, ada beberapa macam sistem kekerabatan yaitu garis parental (keturunan ayah dan ibu), garis alternered yang mengajarkan bahwa perempuan dan laki – laki berkedudukan sama, dan garis keturunan ibu yang mana kedudukan perempuan lebih tinggi dari laki – laki.
6.      Sistem Ekonomi / Mata Pencaharian
Sistem Ekonomi kebudayaan Indonesia secara garis besar terdiri dari berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam, menangkap ikan, dan sistem irigasi atau pengairan. Hingga sekarang sistem ini berkembang lagi. Misalnya adalah, dari bercocok tanam atau bertani, berlanjut kepada sistem perdagangan dan bisnis pengolahan makanan.
7.      Kesenian
Seni merupakan suatu ekspresi terhadap keindahan. Koentjaraningrat membagi seni menjadi dua yaitu seni rupa dan seni suara. Seni masih bisa dibagi menjadi bermacam – macam tak hanya dua jenis itu saja, masih ada seni musik, seni tari, seni terapan, seni murni, dan lain – lain. Seni juga merupakan bagian dari kebudayaan, contoh nyatanya adalah peran seni musik, seni rupa, dan tari dalam upacara adat.
I.       Wujud Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan terbagi atas beberapa hal, yaitu:
1.      Nilai Budaya
Nilai – nilai ini dipelajari oleh masyarakat sejak kecil, sulit untuk digoyahkan dan menghasilkan gagasan di kemudian hari. Dapat berupa buah pikiran, tingkah laku, maupun benda – benda tertentu.
2.      Sistem Budaya
Sifatnya abstrak, dalam perwujudannya berpola dan berdasarkan sistem tertentu.
3.      Sistem Sosial
Kebudayaan dalam sistem sosial sifatnya konkret dan dapat diabadikan. Sistem ini menggambarkan tingkah laku manusia yang terus berjalan dengan pola tertentu dan aturan tertentu.
4.      Kebudayaan Fisik
Artinya memiliki bentuk dan bisa dilihat. Misalnya saja hasil budaya seperti candi, baju adat, gamelan, dan benda – benda sejarah lainnya.
J.      Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn   dalam   Pelly   (1994)   mengemukakan   bahwa   nilai   budaya merupakan  sebuah  konsep  beruanglingkup  luas  yang  hidup  dalam  alam  fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara  fungsional  sistem  nilai  ini  mendorong  individu  untuk  berperilaku seperti  apa  yang  ditentukan.  Mereka  percaya,  bahwa  hanya  dengan  berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan  wujud  ideal  dari  lingkungan  sosialnya.  Dapat  pula  dikatakan  bahwa sistem   nilai   budaya   suatu   masyarakat   merupakan   wujud   konsepsional   dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai   kebudayaan   mengkonsepsikan   masalah   universal   ini   dengan berbagai  variasi  yang  berbeda    beda.  Seperti  masalah  pertama,  yaitu  mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan   nirwana,   dan   mengenyampingkan   segala   tindakan   yang   dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan  seperti  ini  sangat  mempengaruhi  wawasan  dan  makna  kehidupan  itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam  masyarakat  yang  mementingkan  kemandirian  individual,  maka  keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing – masing individu.
Pola orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi  antara  kedua  pola  yang  ekstrim  itu  yang  dapat  disebut  sebagai  pola transisional. Kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi
Nilai Budaya Manusia
Masalah Dasar Dalam Hidup
Orientasi Nilai Budaya
Konservatif
Transisi
Progresif
Hakekat Hidup
Hidup itu buruk
Hidup itu baik
Hidup itu sukar tetapi harus diperjuangkan
Hakekat Kerja/karya
Kelangsungan hidup
Kedudukan dan kehormatan / prestise
Mempertinggi prestise
Hubungan Manusia Dengan Waktu
Orientasi ke masa lalu
Orientasi ke masa kini
Orientasi ke masa depan
Hubungan Manusia Dengan Alam
Tunduk kepada alam
Selaras dengan alam
Menguasai alam
Hubungan Manusia Dengan Sesamanya
Vertikal
Horizontal/ kolekial
Individual/mandiri
Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)
Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu ada.
Sementara itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik – titik   kelemahan   dari   kebudayaan   Indonesia   yang   menghambat   pembangunan nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu, mentalitas suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
Kerangka Kluckhohn itu juga telah dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui secara objektif cara berfikir dan bertindak suku – suku di Indonesia umumnya yang menguntungkan dan merugikan pembangunan.
Selain itu juga, penelitian variasi orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan disamping untuk mendapatkan gambaran sistem nilai budaya kelompok – kelompok etnik di Indonesia, tetapi juga untuk menelusuri sejauhmana kelompok masyarakat itu memiliki system orientasi nilai budaya yang sesuai dan menopang pelaksanaan pembangunan nasional.
K.    Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan akan berjalan secara terus-menerus bergantung pada dinamika masyarakat.
L.     Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia
Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan         
1.      Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2.      Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3.      Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas social
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4.      Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5.      Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
M.   Pendekatan kesustraan
Sastra adalah karya, sama seperti karya yang lain seperti puisi,lukisan,musik,dan apa saja yang merupakan hasil proses penciptaan. Sastra sebuah karya yang diawali dengan kemurnian yang diisi dengan kesungguhan. Sastra juga seni yang pada mulanya adalah proses dari manusia dan dapat dilihat dari kreatifitas manusia.
Negara Indonesia merupakan satu dari sekian banyaknya Negara dimana budayanya berkaitan erat dengan kesusastraan. Peranan sangat luas, namun pada umumnya adalah untuk meluangkan isi hati atau perasaan, kadang juga hanya digunakan sebagai pengingat atau simbol dari masa lalu.
Sastra itu sendiri sangat erat kaitannya dengan bahasa. Sama hal nya dengan kehidupan kita, semua manusia sangat memerlukan bahasa baik untuk mengembangkan diri,memberi informasi dan bahkan hanya sekedar mendapat informasi. Jadi dapat dikatakan bahwa semua manusia khususnya bangsa Indonesia tidak asing dengan sastra. Hal ini adalah penyebab mengapa masyarakat  Indonesia selalu mempelajari sastra.
Seni yaitu suatu keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan suatu karya seni. Seni lahir bersama dengan kelahiran manusia. Kedua erat berhubungan dan tidak bisa dipisahkan. Dimana ada manusia disitu ada kesenian. Dapat dikatakan bahwa seluruh manusia tidak asing dengan seni. Seni itu bermacam-macam jenisnya.
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa hubungan sastra dan seni yaitu dapat dikatakan bahwa sastra bagian dari seni. Bedanya dengan seni musik yang mengapresiasi perasaannya terhadap musik, dengan sastra kita dapat meluangkan perasaan kita lewat puisi, prosa, dan jenis-jenis karya sastra lainnya.
N.    Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Prosa
IBD yang dihubungkan dengan prosa. Prosa sendiri merupakan sebuah karya sastra yang berbentuk cerita bebas ( dapat berupa naratif, fiksi) yang didalamnya memiliki tokoh (pemeran), peristiwa, serta alur. Dalam pembentukannya, prosa sendiri dapat berbentuk Prosa fiksi dan Prosa Non fiksi. Prosa fiksi ( prosa baru) pada umumnya berbentuk cerpen, novel, roman, serta biografi. Sedangkan Novel Non fiksi (prosa lama) dapat berupa dongeng, hikayat dan sejarah.
Dengan mengkaitkan Prosa dan Budaya (Ilmu Budaya Dasar), kita dapat memperoleh manfaat (nilai) yang terkandung dalam budaya itu sendiri. Dengan kita memahami prosa, kita dapat mengambil nilai yang terkandung dalam sebuah budaya. Beberapa kaitan (nilai) antara budaya dan prosa antara lain kesenangan, informasi, warisan budaya, serta keseimbangan wawasan. Dalam pembahasan kali ini, saya akan memberikan gambaran melalui sebuah novel yang pernah saya baca dan akan dikaitkan kepada nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
O.    Nilai-nilai Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau lcarya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan pezicataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.      Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2.      Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sexing kita dapat belajan sesuatu yang lebih datipada sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3.      Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4.      Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman¬pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
P.     Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai  perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.
a.       Kasih Sayang
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
1.      Cinta Terhadap Allah
2.      Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
3.      Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
4.      Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
5.      Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
b.      Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
1.      Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
2.      Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
3.      Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
c.       Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.
d.      Belas Kasihan
Belas kasihan, welas asih, atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
e.       Cinta Erotis
Dalam cinta kasih persaudaraan merupakan cinta kasih antar orang yang sama dan sebanding. Sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadapa orang lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara keduanya tetapi mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas hanya seorang saja. Berlawanan dengan 2jenis cinta kasih diatas adalah cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya.
Referensi :