Ilmu Budaya Dasar
Softskill
Honey Millenia Fitri
53418167
Fakultas Teknologi Industri
Teknik Informatika
Universitas Gunadarma
2018
A.
Pengertian Ilmu
Budaya Dasar
Ilmu Budaya dasar terdiri dari 3 buah kata. Ilmu diartikan sebagai
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) itu; atau pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat,
lahir, batin, dsb. Budaya diartikan
sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Jadi Ilmu Budaya dasar adalah
suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar dan pengertian tentang konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan
di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari
istilah bahasa Inggris The Humanities. Jadi dalam Ilmu Budaya dasar pada
dasarnya kita akan mempelajari tentang kebudayaan Indonesia dan nilai-nilai
manusia dalam kebudayaan.
Pengertian
Ilmu Budaya Dasar menurut para ahli :
1. Menurut Herskovits, ilmu
budaya dasar adalah sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
2. Menurut Andreas
Eppink, ilmu budaya dasar adalah keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
3. Menurut Edward Burnett
Tylor, ilmu budaya dasar adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
4. Selo Sumarjan dan Soelaeman
soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat
5. Menurut Sutan
Takdir Alisyahbana, kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir
6. Menurut Krober dan
Kluckhon, kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap,
pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh
symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari
kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi,
pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan
terutama keterikatan terhadap nilai-nilai. Ilmu Budaya Dasar memiliki perbedaan
dengan Pengetahuan Budaya. Mungkin secara penulisan tidak beda jauh, tetapi
secara pengertian bisa berbeda. Ilmu Budaya Dasar adalah pengertian umum
tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dengan
budaya. Sedangkan pengetahuan budaya adalah yang mengkaji masalah nilai-nilai
manusia sebagai makhluk berbudaya.
7. Menurut
Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik
diri manusia dengan belajar.
8. Menurut Bronislaw
Malinowski, Kebudayaan adalah keseluruhan kehidupan manusia yang integral yang
terdiri dari berbagai peralatan dan barang-barang konsumen, berbagai peraturan untuk
kehidupan masyarakat, ide-ide dan hasil karya manusia, keyakinan dan kebiasaan
manusia.
9. R. Linton dalam bukunya yang
berjudul The Cultural background of personality menyatakan bahwa kebudayaan
adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur
pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu .
B. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Ilmu
budaya dasar merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. IBD sebagai salah satu usaha untuk
mengembangkan kepribadian manusia dengan cara memperluas wawasan pemikiran
serta kemampuan kritikal terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang
lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Tujuan utama
mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan
wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan.
C. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik
tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa
dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata
kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :
1.
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan
masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian
(Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang)
berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2.
Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang
beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD
(Ilmu Budaya Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam
pengkajian.
D. Pengertian Manusia
Pengertian
Manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain). Pengertian manusia secara umum adalah makhluk sosial
yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa
membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
Seorang
Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut
menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling
berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma
yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara
individu dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara
kelompok dengan kelompok.
E. Pengertian Hakikat Manusia
Manusia
berasal dari bahasa sansekerta yaitu manu yang berarti berakal, berfikir. Dalam
sejarah, homo berarti manusia. Manusia juga dikatakan sebagai makhluk yang
paling sempurna karena memiliki:
a.
Harkat yaitu harga diri.
b.
Martabat yaitu kedudukan sebagai manusia.
c.
Derajat yaitu sesuatu yang perlu kita cari berdasarkan
kedudukan.
Manusia
diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi
ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi
dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada
manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing–masing dan untuk
orang disekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di
bumi ini.
Manusia
sebagai makhluk individu, berarti mempunyai keperluan, kepentingan, atau
cita-cita yang berbeda-beda dalam suatu hal. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial memiliki
ciri-ciri hidup berkelompok, memiliki kemampuan berkomunikasi, kesamaan rasa,
atau bekerja sama yang dirangkum dalam nilai-nilai kesatuan, nilai solidaritas,
nilai kebersamaan, dan nilai berorganisasi. Manusia sebagai makhluk sosial
memiliki fungsi biologis, proteksi, sosialisasi/pendidikan, supportive dan
ekspresive. Dari fungsi-fungsi ini diharapkan bukan saja menjadi landasan,
materi kegiatan dan bahkan pendekatan/proses-proses dalam merancang,
mengoperasikan, mengevaluasi program pendidikan non formal.
Hakekat
Manusia Adalah Sebagai Berikut:
1.
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab
atas tingkah laku intelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
3.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
4.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam
usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya
merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
5.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
6.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya
tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
F. Kepribadian Bangsa Timur
Kebudayaan
Timur mempunyai manner yang khas yang membedakannya dengan bangsa lain. Bangsa Timur sangat
terkenal dengan hospitality atau keramahtamahannya terhadap orang lain bahkan orang asing
sekalipun. Bagaimana mereka saling
memberikan salam, tersenyum atau berbasa basi menawarkan makanan atau minuman. Bangsa Timur juga sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai
atau norma-norma yang
tumbuh di lingkungan masyarakat
mereka. Contohnya, saja nilai kesopanan. Hal yang paling dominan dari
kebudayaan Timur adalah adat istiadat
yang masih dipegang teguh. Walaupun
adat istiadat saat
ini mulai pudar
dan berubah. Selain
itu, hal yang dominan
adalah konsep gotong
royong, kebersamaan menjadi
hal yang paling utama.
Soelaeman
(1987: 53-54) menjelaskan bahwa nilai budaya Timur banyak bersumber pada
agama-agama yang lahir di dunia Timur. Manusia-manusia Timur menghayati hidup dan seluruh
eksistensinya. Orang Timur tidak berpikir untuk menguasai dunia dan hidup
secara teknis karena mereka lebih menyukai intuisi daripada akal budi.
Kepribadian manusia Timur tidak terletak pada kemampuan inteleknya, melainkan
pada hatinya. Nilai budaya
Timur dipengaruhi oleh ajaran
Hindu dan Budha membuat kebijaksanaan Timur besifat kontemplatif yaitu tertuju
kepada tinjauan kebenaran.
Dengan demikian, berpikir
kontemplatif merupakan puncak
perkembangan manusia.
Pemikir
Timur lebih menekankan segi dalam dari jiwa dan realitas dunia empiris dianggap
sebagai sesuatu yang hanya lewat. Kebudayaan Timur lebih menekankan disiplin
mengendalikan diri, sederhana, tidak mementingkan dunia, bahkan menjauhkan
diri dari dunia. Suatu hal baik menurut Timur bukan hanya bendawi tetapi rohani;
sesuatu yang diperoleh melalui pencarian zat tertentu, baik di dalam maupun di
luar tubuh manusia. Orang Timur mencari keharmonisan dengan alam. Mereka ingin
mendapatkan keselamatan dan kebebasan diri dari penderitaan dunia. Ide
keselamatan ini membentuk mentalitas, teori, dan praktek bangsa Timur. Jalan
untuk mencapai ini semua tidak terletak pada akal budinya, melainkan melalui
meditasi, tirakat, dan mistik (Soelaeman, 1987: 54).
Kebudayaan Timur tidak hanya bersumber pada ajaran agama tetapi ide abstrak atau
pun simbolik pun
dapat terwujud kongkret
dalam praktek kehidupannya. Hal
ini terlihat pada saat orang Timur menegakkan norma yang ada. Pencarian ilmu
tidak hanya untuk
menambah pengetahuan kognitif
saja tetapi mencari
kebijaksanaan. Dalam menghadapi kenyataan, orang Timur memadukan pengetahuan,
intuisi, pemikiran yang kongkret, simbolik, dan kebijaksanaan. Sikap orang
Timur terhadap alam adalah menyatu secara harmonis; tidak memaksakan diri atau
mengeksploitasi alam karena alam merupakan bagian tidak terpisahkan dari manusia. Jika alam binasa, manusia pun
akan binasa. Nilai kebudayaan dalam kehidupan Timur yang tertinggi dating dari
dalam manusia itu sendiri, seperti nrimo kenyataan, mencari ketenangan, belajar
dari pengalaman, dan menyatukan diri. Terkadang
nilai spiritual dalam
itu membuat sikap memuliakan
kesendirian dan kemiskinan, menghindar
membangun dunia, hidup
sederhana dan dekat
dengan kehidupan alami. Singkatnya,
Timur menginginkan kekayaan
hidup, bukan kekayaan benda,
tenang tenteram, menyatu diri,
fatalisme, pasivitas, dan menarik diri
(Soelaeman, 1987: 54-55).
Perbedaan
Budaya Barat dengan Timur adalah sebagai berikut :
Budaya
Barat
|
BudayaTimur
|
1. Lebih
selektif dalam berbagai
bidang.
2. Mempunyai disiplin tinggi.
3. Terus terang dan to the point.
|
1. Kebersamaan dalam hubungan lebih dipentingkan.
2. Menjaga perasaan orang lain.
3. Sopan santun.
4. Penghargaan terhadap orang yang lebih tua.
5. Adat istiadat yang masih dipegang teguh.
|
G. Pengertian Kebudayaan
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal); diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Pengertian secara umum
tentang budaya dapat beraneka macam. Akan tetapi, berakhir pada intinya yang
hanya satu yaitu cara hidup yang dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat
tertentu. Terbentuk dari banyak unsur dan menyeluruh. Walaupun tidak ada aturan
tertulisnya, budaya dapat bersifat memaksa sekaligus memberikan pedoman untuk
berperilaku supaya kehidupan lebih bermartabat dan bersahaja.
Kebudayaan merupakan hasil
dari karya cipta, rasa, dan karsa manusia. Lingkupnya mencakup banyak aspek
kehidupan seperti hukum, keyakinan, seni, adat atau kebiasaan, susila, moral,
dan juga keahlian. Kehadirannya mampu mempengaruhi pengetahuan seseorang,
gagasan, dan ide meskipun budaya berwujud abstrak.
H. Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan
secara universal atau keseluruhan memiliki unsur – unsur tertentu, menurut
C.Kluckhohn dapat diuraikan sebagai berikut ini:
1.
Unsur Bahasa
Bahasa merupakan cara ucap
manusia. Pengucapan yang elok dan merupakan salah satu elemen yang sudah
menjadi tradisi. Terus menerus diturun temurunkan sehingga antar manusia di
suatu kelompok atau daerah atau bangsa dapat melakukan komunikasi dengan cara
mereka sendiri. Bahasa juga digunakan untuk mengadaptasi tradisi. Dibagi
menjadi dua, yaitu bahasa ucapan dan bahasa tulisan.
Contohnya, di Indonesia
terdiri dari banyak pulau, adat, suku, dan kelompok etnis. Ada Jawa, Bugis,
Dayak, Batak, dan lain – lain. Dari masing – masingnya itu mempunyai bahasa
sendiri – sendiri dan berbeda dari bahasa yang lainnya.
2.
Sistem Kepercayaan
Sistem ini sangat penting
karena merupakan salah satu yang dijadikan pegangan oleh manusia dalam
menjalani kehidupannya. Selain itu, kepercayaan juga akan menghubungkan manusia
dengan penciptanya, membuat hal – hal yang terlihat mustahil bisa diterima akal
sebagai wujud keajaiban dan anugrah dari Tuhan.
Contohnya, Ababil tinggal di
Aceh yang notabene masyarakatnya mayoritas adalah muslim. Ia pun menjalani
kehidupan sebagai seorang yang beraga islam. Ababil melaksanakan solat lima
waktu di masjid, berpuasa menahan haus dan lapar saat Ramadhan, dan setiap hari
dia pun berdoa mengharapkan semua yang ia cita – citakan dapat tercapai. Ia
percaya bahwa Tuhan akan mengabulkan permohonannya.
3.
Ilmu pengetahuan
Sistem pengetahuan
dibutuhkan dalam kebudayaan untuk memenuhi rasa ingin tahu manusia terhadap
suatu hal. Ilmu ada bermacam – macam dan memiliki peran tersendiri di setiap
bidangnya. Dengan adanya ilmu pengetahuan kehidupan manusia bisa terbantu dan
lebih maju dari waktu ke waktu. Tanpanya, kehidupan tidak akan berlangsung
sampai seperti hari ini.
Sistem ilmu pengetahuan
dibagi ke dalam lima hal:
a.
Pengetahuan Alam
Alam yang ditempati oleh
manusia ini begitu luas. Tak hanya bumi saja, tetapi sejagat raya. Untuk itu,
ilmu alam sangat penting, supaya keteraturan tempat tinggal manusia ini bisa
dijaga. Di dalamnya terdapat pengetahuan tentang bumi, astronomi, gejala alam,
dan lain – lain. Ilmu alam pada masa dulu diperoleh dengan cara bertani,
berburu, berlayar, dan kegiatan sehari – hari lainnya.
b.
Pengetahuan Tumbuhan
Ilmu pengetahuan ini pada
dasarnya sama dengna ilmu pertanian. Pengetahuan mendasar yang semua orang tahu
tentang tumbuhan adalah tumbuhan ada untuk menjadi pelengkap dan dijadikan
bahan makanan untuk bertahan manusia maupun hewan.
c.
Pengetahuan Binatang
Tidak berbeda jauh dari
tumbuhan, dalam kebudayaan manusia dimanapun kehadiran hewan di muka bumi ini
untuk menunjang keberlangsungan kehidupan manusia. Untuk bahan makanan,
kesenangan, teman, dan peliharaan. Ilmu pengetahuan di dalamnya mencakup
bagaimana cara berburu hewan, melestarikan hewan, ilmu nelayan, dan bagaimana
cara terbaik untuk bisa memanfaatkannya.
d.
Pengetahuan Tubuh Manusia
Pengetahuan tubuh manusia
pada dasarnya diguakan untuk menganalisis tentang kesehatan manusia. Dengan
mengetahui struktur tubuh, letak organ, susunan tulang, dan uratnya penyakit
lebih mudah untuk diidentifikasi. Dengan begitu pertolongan pertama dapat
segera diberikan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah.
e.
Pengetahuan Sifat dan Tingkah Laku Manusia
Hal ini diperlukan agar
kehiduapn dapat terjaga kedamaiannya. Melalui analisis tingkah laku, manusia
satu dengan yang lainnya dapat saling memahami. Meskipun ada beberapa sifat dan
tingkah laku manusia yang sifatnya alami, budaya turut mengatur melalui nilai –
nilai norma, adat isitadat, hukum adat, dan peraturan tertentu yang telah
disepakati secara turun temurun.
f.
Pengetahuan Ruang dan Waktu
Pengetahuan ini mempunyai
fungsi untuk menghitung, mengukur, dan melakukan penanggalan. Contohnya adalah
untuk menentukan bulan, tanggal, dan tahun. Pada kebudayaan Jawa, contohnya
untuk menentukan pasaran seperti Kliwon, Legi, dan Wage.
4.
Sistem Teknologi
Hadirnya
sistem ini menjadi sistem peralatan dan perlengkapan manusia dalam menjalani
hidupnya. Koentjaraningrat membagi macam – macam teknologi menjadi alat – alat
produksi, wadah, senjata, makanan, minuman, pakaian, rumah, dan transportasi.
Sistem teknologi yang dilihat hari ini merupakan perkembangan dari teknologi
masa lalu yang sifatnya sederhana.
Contohnya,
dahulu kapak potong sudah merupakan teknologi canggih, kini telah tergantikan
dengan mesin potong yang sudah bekerja otomatis. Dahulu rumah hanya berbentuk
gubug dan cukup untuk bisa berteduh saja. Kini rumah telah berkembang menjadi
gedung dan hotel.
5.
Sistem Kemasyarakatan / Kekerabatan
Sistem
kekerabatan sangat kental dalam unsur ini. Sistem kemasyarakatan masih
digunakan manusia hingga sampai sekarang untuk bersosialisasi dan menjalin
hubungan. Hingga saat ini, ada beberapa wilayah dan negara yang memakai sistem
kekerabatan seperti Amerika Latin, Afrika, dan Oseanis.
Menurut
L.H Morgan, ada beberapa macam sistem kekerabatan yaitu garis parental
(keturunan ayah dan ibu), garis alternered yang mengajarkan bahwa perempuan dan
laki – laki berkedudukan sama, dan garis keturunan ibu yang mana kedudukan
perempuan lebih tinggi dari laki – laki.
6.
Sistem Ekonomi / Mata Pencaharian
Sistem Ekonomi kebudayaan Indonesia secara garis besar
terdiri dari berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam, menangkap ikan, dan
sistem irigasi atau pengairan. Hingga sekarang sistem ini berkembang lagi.
Misalnya adalah, dari bercocok tanam atau bertani, berlanjut kepada sistem
perdagangan dan bisnis pengolahan makanan.
7.
Kesenian
Seni
merupakan suatu ekspresi terhadap keindahan. Koentjaraningrat membagi seni
menjadi dua yaitu seni rupa dan seni suara. Seni masih bisa dibagi menjadi
bermacam – macam tak hanya dua jenis itu saja, masih ada seni musik, seni tari,
seni terapan, seni murni, dan lain – lain. Seni juga merupakan bagian dari
kebudayaan, contoh nyatanya adalah peran seni musik, seni rupa, dan tari dalam
upacara adat.
I. Wujud Kebudayaan
Menurut
Koentjaraningrat, wujud kebudayaan terbagi atas beberapa hal, yaitu:
1.
Nilai Budaya
Nilai
– nilai ini dipelajari oleh masyarakat sejak kecil, sulit untuk digoyahkan dan
menghasilkan gagasan di kemudian hari. Dapat berupa buah pikiran, tingkah laku,
maupun benda – benda tertentu.
2.
Sistem Budaya
Sifatnya
abstrak, dalam perwujudannya berpola dan berdasarkan sistem tertentu.
3.
Sistem Sosial
Kebudayaan
dalam sistem sosial sifatnya konkret dan dapat diabadikan. Sistem ini
menggambarkan tingkah laku manusia yang terus berjalan dengan pola tertentu dan
aturan tertentu.
4.
Kebudayaan Fisik
Artinya
memiliki bentuk dan bisa dilihat. Misalnya saja hasil budaya seperti candi,
baju adat, gamelan, dan benda – benda sejarah lainnya.
J. Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn dalam
Pelly (1994) mengemukakan bahwa
nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas
yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar
warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup.
Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah
sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional
sistem nilai ini
mendorong individu untuk
berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya,
bahwa hanya dengan
berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994).
Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri
seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang
diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah,
dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan wujud
ideal dari lingkungan
sosialnya. Dapat pula
dikatakan bahwa sistem nilai
budaya suatu masyarakat
merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah
berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada
lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah
pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya
manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia
dengan manusia sesamanya.
Berbagai kebudayaan
mengkonsepsikan masalah universal
ini dengan berbagai variasi
yang berbeda –
beda. Seperti masalah
pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu
buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha
untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan
nirwana, dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti
ini sangat mempengaruhi
wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan.
Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu
konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan
wawasan mereka.
Masalah
kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun,
ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini
berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah
ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting
masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam
perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda
dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah
keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang
percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada
yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan
dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya.
Masalah
kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini
tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan
dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar
individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian
seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya
kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan
orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini
banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan
ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti
permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994)
adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan
vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi
dalam masyarakat yang
mementingkan kemandirian individual,
maka keputusan dibuat dan
diarahkan kepada masing – masing individu.
Pola
orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal
untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau
variasi antara kedua
pola yang ekstrim
itu yang dapat
disebut sebagai pola transisional. Kerangka Kluckhohn
mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya
manusia dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel
Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi
Nilai
Budaya Manusia
Masalah Dasar Dalam Hidup
|
Orientasi Nilai Budaya
|
||
Konservatif
|
Transisi
|
Progresif
|
|
Hakekat Hidup
|
Hidup itu buruk
|
Hidup itu baik
|
Hidup itu sukar tetapi harus diperjuangkan
|
Hakekat Kerja/karya
|
Kelangsungan hidup
|
Kedudukan dan kehormatan / prestise
|
Mempertinggi prestise
|
Hubungan Manusia Dengan Waktu
|
Orientasi ke masa lalu
|
Orientasi ke masa kini
|
Orientasi ke masa depan
|
Hubungan Manusia Dengan Alam
|
Tunduk kepada alam
|
Selaras dengan alam
|
Menguasai alam
|
Hubungan Manusia Dengan Sesamanya
|
Vertikal
|
Horizontal/ kolekial
|
Individual/mandiri
|
Dimodifikasi dari Pelly
(1994:104)
Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam
kehidupan manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda –
beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan
masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu ada.
Sementara itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka
Kluckhohn di atas untuk menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan
menunjukkan titik – titik
kelemahan dari kebudayaan
Indonesia yang menghambat
pembangunan nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan
mutu, mentalitas suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat
tidak berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
Kerangka Kluckhohn itu juga telah dipergunakan dalam
penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui secara objektif cara berfikir dan
bertindak suku – suku di Indonesia umumnya yang menguntungkan dan merugikan
pembangunan.
Selain itu juga, penelitian variasi orientasi nilai budaya
tersebut dimaksudkan disamping untuk mendapatkan gambaran sistem nilai budaya
kelompok – kelompok etnik di Indonesia, tetapi juga untuk menelusuri sejauhmana
kelompok masyarakat itu memiliki system orientasi nilai budaya yang sesuai dan
menopang pelaksanaan pembangunan nasional.
K. Perubahan Kebudayaan
Perubahan
kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian di antara
unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak
serasi fungsinya bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan akan berjalan secara
terus-menerus bergantung pada dinamika masyarakat.
L. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai
perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan
sehari-hari oleh manusia
Di
dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya
walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika
manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
Contoh-Contoh
Hubungan Antara Manusia dengan
Kebudayaan
1.
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan
Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di
Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2.
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural
ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan
seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani
untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa
lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of
value )
3.
Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas social
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita
kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara
berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu
senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama,
menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4.
Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun
melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5.
Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai
kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga
sudah biasa berpindah tempat tinggal.
M. Pendekatan kesustraan
Sastra
adalah karya, sama seperti karya yang lain seperti puisi,lukisan,musik,dan apa
saja yang merupakan hasil proses penciptaan. Sastra sebuah karya yang diawali
dengan kemurnian yang diisi dengan kesungguhan. Sastra juga seni yang pada
mulanya adalah proses dari manusia dan dapat dilihat dari kreatifitas manusia.
Negara
Indonesia merupakan satu dari sekian banyaknya Negara dimana budayanya
berkaitan erat dengan kesusastraan. Peranan sangat luas, namun pada umumnya
adalah untuk meluangkan isi hati atau perasaan, kadang juga hanya digunakan
sebagai pengingat atau simbol dari masa lalu.
Sastra
itu sendiri sangat erat kaitannya dengan bahasa. Sama hal nya dengan kehidupan
kita, semua manusia sangat memerlukan bahasa baik untuk mengembangkan
diri,memberi informasi dan bahkan hanya sekedar mendapat informasi. Jadi dapat
dikatakan bahwa semua manusia khususnya bangsa Indonesia tidak asing dengan
sastra. Hal ini adalah penyebab mengapa masyarakat Indonesia selalu mempelajari sastra.
Seni
yaitu suatu keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan suatu karya
seni. Seni lahir bersama dengan kelahiran manusia. Kedua erat berhubungan dan
tidak bisa dipisahkan. Dimana ada manusia disitu ada kesenian. Dapat dikatakan
bahwa seluruh manusia tidak asing dengan seni. Seni itu bermacam-macam
jenisnya.
Dapat
kita ambil kesimpulan bahwa hubungan sastra dan seni yaitu dapat dikatakan
bahwa sastra bagian dari seni. Bedanya dengan seni musik yang mengapresiasi
perasaannya terhadap musik, dengan sastra kita dapat meluangkan perasaan kita
lewat puisi, prosa, dan jenis-jenis karya sastra lainnya.
N. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Prosa
IBD
yang dihubungkan dengan prosa. Prosa sendiri merupakan sebuah karya sastra yang
berbentuk cerita bebas ( dapat berupa naratif, fiksi) yang didalamnya memiliki
tokoh (pemeran), peristiwa, serta alur. Dalam pembentukannya, prosa sendiri
dapat berbentuk Prosa fiksi dan Prosa Non fiksi. Prosa fiksi ( prosa baru) pada
umumnya berbentuk cerpen, novel, roman, serta biografi. Sedangkan Novel Non
fiksi (prosa lama) dapat berupa dongeng, hikayat dan sejarah.
Dengan
mengkaitkan Prosa dan Budaya (Ilmu Budaya Dasar), kita dapat memperoleh manfaat
(nilai) yang terkandung dalam budaya itu sendiri. Dengan kita memahami prosa,
kita dapat mengambil nilai yang terkandung dalam sebuah budaya. Beberapa kaitan
(nilai) antara budaya dan prosa antara lain kesenangan, informasi, warisan
budaya, serta keseimbangan wawasan. Dalam pembahasan kali ini, saya akan
memberikan gambaran melalui sebuah novel yang pernah saya baca dan akan
dikaitkan kepada nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
O. Nilai-nilai Prosa Fiksi
Sebagai
seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau lcarya sastra (prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan
pezicataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat
sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau
kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk
mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak
mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh
yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya
untuk mencapai sukses.
2.
Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi
memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam
novel sexing kita dapat belajan sesuatu yang lebih datipada sejarah atau
laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan
juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3.
Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa
fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat
prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman¬pengalaman
dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk
memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat
berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
P. Cinta Kasih
Cinta
adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau
sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau
cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih
dapat diatikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.Terdapat
perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa
yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa,
mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.
a.
Kasih Sayang
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai
mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
1.
Cinta Terhadap Allah
2.
Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau
perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia
berdasarkan SARA.
3.
Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang
ibu terhadap anaknya.
4.
Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis
(birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta
yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa
disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih
sayang.
5.
Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta
diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat
mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
b.
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata
mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang
menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari
cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama
dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat
dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
1.
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau
genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin
yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
2.
Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami
istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan
masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
3.
Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda
dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan
sebagainya.
c.
Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata
puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau
berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang
dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta
manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan
yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam
kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama,
kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi
manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan
suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.
d.
Belas Kasihan
Belas kasihan, welas asih,
atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain.
Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi
penderitaan orang lain.
e.
Cinta Erotis
Dalam cinta kasih
persaudaraan merupakan cinta kasih antar orang yang sama dan sebanding.
Sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadapa orang lemah yang
tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara keduanya tetapi mempunyai
kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas hanya seorang saja.
Berlawanan dengan 2jenis cinta kasih diatas adalah cinta kasih erotis yaitu
kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya.
Referensi
: