11.1 Pengertian
Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu
yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini
bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan
harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Persamaan Harapan dan Cita-Cita
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka
perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka
harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada
umumnya perlu setinggi bintar.
Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut
masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan
orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Contoh Cita-cita
Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu
adalah :
1. Kelangsungan hidup
2. Keamanan
3. Hak dan kewajiban mencintai
dan dicintai
4. Diakui lingkungan
5. Perwujudan cita-cita
11.2 Penyebab manusia memiliki harapan
Penyebab manusia mempunyai harapan adalah dorongan kodrat manusia sebagai
makhluk sosial. Dorongan kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah
sejak manusia di ciptakan. Dorongan itulah yang menyebabkan manusia mempunyai
bermacam-macam kebutuhan hidup dan untuk memenuhinya manusia harus bekerja sama
dengan orang lain.
Tidak hanya orang yang masih hidup saja yang mempunyai harapan,orang yang
sudah meninggal pun mempunyai harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli
waris nya.Tentang besar kecilnya harapan seseorang dapat di tentukan oleh
kepribadian orang itu sendiri.Untuk itu dengan memiliki kepribadian yang kuat
kita akan dapat mengontrol harapan se efektif dan se efisien mungkin sehingga
hasilnya tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain untuk masa kini dan
masa yang akan datang.
11.3 Pengertian Doa
Doa bererti memohon atau meminta sesuatu yang baik daripada Allah s.w.t
yang Maha Pemurah. Allah s.w.t. menyuruh orang-orang Islam berdoa atau meminta
sesuatu kepadaNya seperti firman di bawah yang bermaksud:
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa
permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada
beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.”
(Surah Al-Mu’min:60)
Macam-Macam Doa
1. Doa Mau Tidur
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى
فِرَاشِهِ قَالَ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ
Nabi saw apabila mau tidur, beliau berdoa
Ya Allah dengan NamaMu aku Hidup dan Mati
HR
Al Bukhari 22:369
No 6845, Abu Daud 13:244 No 4390,
Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasa’i
6:187
2.
Doa Bangun Tidur
وَإِذَا
أَصْبَحَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا
وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dan apabila bangun, beliau berdoa :
Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan kami dan
hanya kepadaNya kami kembali.
HR
Al Bukhari 22:369
No 6845, Abu Daud 13:244 No 4390,
Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasa’i
6:187
3.
Doa Ketika Turun Hujan
عَنْ
عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا
رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Dari Aisyah,
sesungguhnya Rasulullah saw apabila melihat hujan beliau berdo’a
: Ya Allah Jadikanlah Hujan ini, yang manfa’at. HR Bukhari 4:138
No 974
4.
Doa Ketika Ada Angin Kencang
كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَصَفَتْ الرِّيحُ قَالَ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا
أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا
أُرْسِلَتْ بِهِ
Dari Aisyah
Ra,istri Nabi Saw sesungguhnya ia berkata : Nabi Saw apabila ada angin kencang
(besar) beliau berdoa : “Ya Allah
sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikannya dan kebaikan apa saja yang ada di
dalamnya serta kebaikan apa saja yang dibawanya, Aku berlindung kepadaMu dari
bahayanya dan bahaya apa saja yang ada di dalamnya serta bahaya apa saja yang
ia diutus membawanya.
HR Muslim 4:436
No 1496, At Tirmidzi 8:207 No 2178,
Ahmad 43:165 No 20215
5.
Doa Ketika Ada Petir
عَنْ
سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَمِعَ صَوْتَ الرَّعْدِ وَالصَّوَاعِقِ
قَالَ اللَّهُمَّ لاَ تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلاَ تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ
وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ
Dari Salim bin
Abdillah bin Umar Ra dari bapaknya sesungguhnya Rasulullah Saw apabila
mendengar suara petir, beliau berdoa : Ya Allah janganlah Engkau matikan kami
dengan murkaMu dan janganlah Engkau binasakan kami dengan siksaanMu dan
ampunilah kami sebelumnya.
HR Tirmidzi 11:345
No 3372, Ahmad 12:40
No 5503, Al Baihaqi 3:362, An Nasa’i
6:203,
11.4 Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan adalah
kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan
padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi
seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia
akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih
dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et
al (1998), kepercayaan adalah
wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya
berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan
konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari
tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan
tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk
mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Kepercayaan terjadi
ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang
dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Menurut Rousseau et
al (1998), kepercayaan adalah
wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya
berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan
konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari
tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan
tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk
mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra
dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan
oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006),
menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling
mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara
online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau,
Sitkin, dan Camere (1998), definisi
kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima
resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001)
menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan
konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama
transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual
menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim
barang atau jasa yang telah dijanjikan.
3 Teori Kepercayaan
Kepercayaan berasal
dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Dr Yuyun
suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang
kebenaran :
1. Teori Koherensi : suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul
manusia. Paul pasti mati.
1. Teori Korespondensi : teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan
benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni
(berhubungan dengan) obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
2. Teori Pragmatis : Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria
apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
11.5 kepercayaan dan usaha untuk meningkatkannya
4 Kepercayaan
Dasar kepercayaan
adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat
dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri
2. Kepercayaan pada orang lain
3. Kepercayaan pada pemerintah
4. Kepercayaan pada Tuhan
Usaha Manusia untuk Meningkatkan Rasa
Percaya Pada Tuhan
·
Meningkatkan
ketaqwaan dengan beribadah kepada Tuhan
·
Meningkatkan
pengabdian pada masyarakat
·
Meningkatkan rasa
cinta kita pada sesama dengan saling menolong dan menjadi orang yang dermawan
·
Mengurangi nafsu
untuk mengumpulkan harta yang berlebih
·
Menekan rasa
negatif, iri, dengki, benci dan dsb
Daftar pusaka